Pendampingan
Penyusunan Modul Ajar Guru Agama Kristen .
SMA SLB Asuhan Kasih
Pendampingan
penyusunan modul ajar dilakukan untuk membantu guru agama dalam merancang
materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
Kegiatan ini meliputi penyusunan modul ajar.
Komponen Modul ajar meliputi : Identitas modul ajar, kompetensi awal, Profil Pelajar Pancasila, sarana prasarana, target peserta didik, model pembelajaran, tujuan pembelajaran, asesmen, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik, Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yaitu : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup; Assesmen,pengayaaan dan remidial. Lampiran-lampiran: LKPD, buku bacaan guru dan peserta didik, Glosarium, Daftar Pustaka serta strategi penilaian yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan siswa. Modul ajar ini diharapkan menjadi panduan efektif bagi guru dalam menyampaikan materi agama secara lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh semua siswa.
Pendampingan ini dilakukan oleh Pengawas PAK Menengah Kemenag Kota Kupang terhadap ibu Vice M.A.Hauteas,S.Pd. Pengawas bertugas untuk memberikan bimbingan teknis kepada guru agama Kristen di SMA SLB Asuhan Kasih. Ibu Vice adalah seorang guru yang rajin dan cerdas, trampil dan berwibawa. Ia sudah menyusun modulnya dengan baik, hanya ada beberapa perbaikan yang disampaikan. Sehari sebelum pengawas datang ibu guru juga sudah mengikuti IHT dari Dinas Propinsi, sehingga modul ajarnya sudah disusun.
Kepala
Sekolah, Ibu Amini, S.Pd., menyambut baik kedatangan Pengawas dan mendukung
penuh pelaksanaan pendampingan ini. Guru agama di sekolah berperan aktif dalam
kegiatan tersebut, bekerja sama dalam merancang modul yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran sehari-hari.
Kegiatan pendampingan sebenarnya harus dilakukan pada awal semester baru, bersamaan dengan persiapan materi ajar untuk satu tahun ajaran mendatang. Namun pengawas mengalami kendala dalam membagi waktu mengunjungi sekolah menengah dalam jumlah yang banyak di Kota kupang. Jadwal pendampingan disesuaikan dengan kebutuhan guru agama dan berlangsung dalam beberapa sesi, agar modul yang disusun bisa diterapkan segera setelah kegiatan selesai.
Pendampingan dilaksanakan di SMA SLB Asuhan Kasih Kupang, di ruang khusus yang telah disediakan oleh sekolah. Lingkungan sekolah yang mendukung serta fasilitas yang ada digunakan untuk membantu guru dalam menyusun modul ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. SMA SLB Asuhan Kasih terletak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan menjadi sekolah inklusif yang melayani siswa dengan berbagai kebutuhan pendidikan khusus.
Pendampingan ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru agama dalam menyusun materi ajar yang sesuai dengan kondisi siswa berkebutuhan khusus. Modul ajar yang baik dapat membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran agama, mengingat tantangan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk menyesuaikan pembelajaran dengan standar kurikulum yang berlaku, serta memberikan alternatif metode pengajaran yang lebih inklusif dan adaptif.
Pelaksanaan pendampingan
dilakukan dalam bentuk workshop dan diskusi kelompok. Pengawas PAK memberikan
panduan dan materi tentang penyusunan modul ajar, dilanjutkan dengan sesi kerja
kelompok di mana guru-guru menyusun modul mereka sendiri dengan bimbingan
langsung. Setiap modul kemudian ditinjau, dikoreksi, dan disempurnakan
berdasarkan masukan dari Pengawas PAK. Kepala Sekolah, Ibu Amini, S.Pd.,
mendampingi guru-guru selama kegiatan dan memberikan motivasi agar hasil yang
dicapai bisa optimal.
SMA SLB Asuhan Kasih adalah sebuah sekolah luar biasa yang berfokus pada pendidikan inklusif untuk siswa berkebutuhan khusus. Sekolah ini melayani siswa dengan berbagai kondisi fisik dan mental yang memerlukan pendekatan khusus dalam pembelajaran. Tujuan utama sekolah ini adalah memberikan kesempatan bagi semua anak, tanpa memandang keterbatasan fisik atau mental, untuk memperoleh pendidikan yang layak.
SMA
SLB Asuhan Kasih memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan potensi setiap
siswa melalui pendidikan yang bersifat individual dan adaptif. Guru-guru di
sekolah ini dituntut untuk memiliki keterampilan lebih dalam hal metode pengajaran
yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu,
pendampingan dalam penyusunan modul ajar, terutama untuk mata pelajaran agama,
menjadi sangat penting. Modul ini dirancang dengan menyesuaikan materi ajar
dengan kemampuan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.