MIMPI YANG MEMBERI INSPIRASI
Materi
: Berbagi pengalaman menerbitkan buku
Narasumber
: ibu Ditta
Moderator
: Ibu Sri Sugiastuti
Peresume : Yohana M.A.Bana,
“ Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi. ( Andreas Hirata )
Impian dalam hidup manusia bukanlah sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Mimpi harus diiringi dengan perjuangan dan tindakan nyata.. Malam hari ini para peserta group menulis 15 akan mendengar pengalaman ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. yang biasa disapa ibu Ditta, dalam mewujudkan mimpinya. Beliau lahir di Subang, pada tanggal 23 MEI1990.
Kuliah malam ini dibuka oleh Om Jay dengan doa dan diserahkan
kepada ibu Kanjeng sebagai moderator.
BERAWAL DARI MIMPI
Masih membekas dalam ingatan ibu Ditta saat kuliah pernah menuliskan seratus target mimpi yang ditulis pada sebuah
karton besar dan ditempel didinding kamar kos.
Salah satunya adalah mimpi menulis buku. Hari demi hari satu
persatu impiannya terwujud .setiap ada satu mimpi yang terwujud, langsung
dicoret dari daftar (agar punya ruang untuk mimpi-mimpi baru)
Semakin lama,semakin banyakyang dicoret ( di atas karton ) karena
Allah berkenan mewujudkannya. Saat itu mimpi untuk menulis buku sebenarnya
sudah terwujud ketika bersama teman-teman mengikuti lomba kreativitas mahasiswa
tingkat jurusan dan meraih juara duadengan skor yang berbeda tipis dari
perigkat pertama.
Kami membuat buku seri “petualangan kimia” karena hanya dibuat
satu sebagai prototipe,mimpi menulis buku belum dicoret diatas karton. Saat itu
masih berharap menghasilakan karya berupa buku.
AKTIF DI MGMP DAN
KOMONITAS LITERASI.
Selang sepuluh tahun kemudian,ikut dalam kepanitiaan workshop Best
practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten Subang.
Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku. Bu
Hj. Rita Rosidah,M.M.MPd. selaku ketua MGMP IPA kabupaten Subang, memberi
kepercayaan kepada beliau dan ibu
Suprapti, S.Pd. untuk menjadi penyunting bukunya.Hal itu merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi mereka berdua.
Bukunya berjudul : Jejak Langkah Guru Subang. Setelah buku itu
maka beliau pun ikut menulis dalam buku antologi bersama di komnitas-komonitas
literasi yang diikuti. Mka buku solo pertama diterbitkan. Buku ituberjudul :
“Lelaki di Ladang Tebu” buku ini merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya
diambil dari kisah nyata. Hanya saja dinarasikan ulang menjadi sebuah cerpen.
Buku ini ditulis untuk mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah
menjadi guru kehidupan baginya. Betapa
merekaa mampu memberi pelajaran yang berarti dalam hidup ini.
IKUT KELAS MENULIS OM
JAY
Tanggal 26 Maret 2020 mulai bergabung dalam group menulis via WA
Group bersama Om Jay dkk. Awalnya ibu Dita masuk digelombang 8 kemudian pindah ke gelobang 7 karena masih
adakupta untuk 2 orang. banyaksekalimanfaat dan kebahagiaan yang beliau rasakan
dengan mengikuti group ini. Misalnya ketika mendapat hadiah kejuatandari Om Jay
dkk.
Diangkatan ibu Dita, om Jay
selalu menginisiasi peserta untuk terus menulis setiap hari.
Satu kali omJay mengirim ( ketoprak,kucing,kue kacang,) untuk
kemudian dijadikan ide menulis. Tulisan ini mengabadikan ingatan ibu Ditta,
ketika mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume
yang telah dibuat.
Sedangkan tulisan ini adalah tulisan yang mengantarkan mendapat
sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.
Tak berhenti sampai disitumelalui
group menulis bersama Om Jay ini kembali ibu Ditta menulis dua buku karya
bersama. Pertama bersama Prof. Eko Indrajit,sedangkan yang kedua bersama.
Bersama ibu kanjeng, Pak brian dan teman-teman guru bloger lainya.
PENA DIGITAL GURU
MILENAL.
Adalah buku karya bersama keenam yang diikuti. Terdiri dari 43
penulis yang merupakan yang merupakan guru blogger yang mengurai kisahnya
masing-masing sebagaiguru sekaligus blogger. Dibimbing langsung olehBu Kanjeng
yang luar biasa.
BUKU MAYOR PERTAMA
Senin,13 April 2020 peserta gorup menulis bersama Om jay mendapat
materi tentang menulis buku dalam
seminggu yang disampaikan oleh Prof. Eko
Indrajit.
Penyampaian yang lues sikap yang bersahaja, membuatnya menikmti
pemaparan dari Prof.Eko. akhirnya menerima tantangan menulis buku dalam
seminggu. Prof. Eko meminta para penulis untuk memilih tema yang ada di channel
Youtube. ( ekoji Channel ) bagi yang menerima tantangan bisa mengirimkan judul
buku kepada Prof. Eko.
Proses menulis Buku
Dengan Prof. Eko.
Tanggal 15 April 2020.
mengirim judul beserta outline buku
kepada Prof.dan langsung di acc. Setelah itu setiap hari ibu Ditta menulis
setiap Bab.sehingga 21 April 2020 selesai. Selanjutnya menanti bimbingan untuk
proses editing. Ini adalah salah satu rahasia dalam menulis buku. Selesaikanlah
seluruh draff dari daftar isi. Ini adalah salah satu rahasia dalam menulis
buku. Selesaikan seluruh draft dari daftar isi hingga daftar pustaka baru
kemudian edit. Jika selesai satu bagian kita langsung mengedit,tidak akan
selesai tau selesai tetapi dalam waktu yang relatif lama.
Proses editing-lah yang sebenarnya memakan porsi waktu paling
banyak dalam prose pembuatan buku. Para penulis yang jumlahnya 20 orang
dipertemukan dalam suatu group yang dibuat oleh prof. Eko . Dari jumlah
tersebut yang akhirnya menulis buku hanya 9 orang. Proses menuis buku sama dengan menulis
skripsi hanya saja kali ini lebih menyenangkan.
Prof.eko yang ramah dan sabar dalam membimbing para penulis.
MASA BIMBINGAN.
Kami bersyukur ditengah kesibukan Prof. Eko mengadakan perkuliahan
online, mengisi webinar PGRI, masih menyempatkan diri untuk membimbing penulis
pemula. Selain melalui WA group juga Prof. Eko melalui google meet dan
zoom.Pada bimbingaan klasikal kedua dibahas jadwal pengiriman naskah ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit.
SAATNYA PENGUMUMAN
Tanggal 4 Juni 2020adalah
hari yang mendebarkan. Inilah ahri pengumuman apakah naskah lolos atau tidak.
Pengumuman dilakukan melalui zoom meeting
yang dihadiri oleh pakJoko sebagai perwakilan dari penerbit Andi, Om Jay
dan Prof. Eko beserta anak didiknya.
Saat ituProf Eko berulang kali membesarkan hati para penulis agar memantapkan hati menerima apapun
hasilnya.Karena dari semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor,
revisi mayor dan ada yang alngsung diterima. Naskah menyonsong era baru
Pendidikan langsung diterima.
PROSES DI PENERBIT.
Tanggal 12 Juli 2020 manerima naskah proof. Naskah yang siap naik
cetaktapi butuh dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis. Naskah ini dikirim
langsung ke penulis beserta surat perjanjian
( Kontrak) Setelah selesai dicekdikirim kembali ke penerbit hingga
akhirnya...
7 Agustus 2020menerima foto ini...
Ibu Ditta melihat tayangan berjudul UNESCO Competency
Framework,for teachers di Ekoji Chanenel . dalam video ini dibahas tentang
kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan
standar UNESCO.
MENGAPA HARUS MENYONGSONG ERA BARU PENDIDIKAN ?
Setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam menulis. Bagi ibu
Ditta ada tiga jenis menulis yaitu :
1. Menulis untuk mengabadikan momen
Contoh tulisan ini adalah ketika kita menuliskan tulisan saat
mendapat hadiah kejutan dari Om Jay saat menjadi pemenang lomba blogg.dan lain
sebagainya.
2. Menulis untuk mengabadikn buah pikiran .
Ini lebih serius tulisannya. Best Practice,PTK, artikel ilmiah,
atau apapun yang penulisannya menggunakan referensi lain.
3. Menulis untuk kebutuhan.
Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang hrus dipenuhi.
Kbutuhannya bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan atau
menyalurkan hoby. Buku ini dibuat untuk
memenuhi kebutuhan guru/pendidik saat ini.karena generasi z dan generasi Alpha
(generasi A) Generasi Z (lahir tahun 1995- 2020 ) maupun genersi A(
lahir setelah 2010 ) Keduanya merupakan
generasi yang dekat dengan teknologi.
Peserta didik yang kita hadapi saat ini mungkin ada yang termasuk
generasi z atau generasi A. Oleh karena
itu kitapun sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal menggunakan
berbagai teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Meski teknologi hanyalah alat, tetapi memanfaatkan teknologi dalam
proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi pedagi dan
profesional bagi seorang guru.
Selain itu adanya pandemi corona mengharuskan kita sebagi pendidik
untuk mulai menggeser proses pembelajaran inovatif yang satu-satunya dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu kita harus siap menyongsong
era Baru pendidikan. Buku menyongsong
era baru pendidikan ibarat apetizer (hidangan pembuka ) dalam suatu jamuan
makan yang berfungsi merangsang nafsu
makan sbelum hidangan utama. ( Main
Course ) dinikmati
Suguhan yang terkadung
dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan
semangat peserta untuk mengembangkan kompetensinya dibidang teknologi,
informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran.
Kita harus optimis dalam menyongsong era baru pendidikan. Dimana
semua aksesinfoemasi didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja dan oleh atau
dengan siapa saja. Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya “Tol Langit” yang
dilaksanakan pemerintah semoga menjadi salah satu jalan yang semaki memudahkan
akses teknologi informasi di negara kita yang berbentuk kepulauan.
Akhirnya Kata
Teruslah membei arti bagi setiap orang yang kau ketemui. Dalam setiap hal yang kau
lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki..
Sebutir pasir yang banyak dijumpa.- Ditta Widya Utami.
Penjelasan lanjut dalam
Sesi Tanya Jawab
Seperti biasanya sambil menanti pertanyaan yang masuk ibu Kanjeng
bertanya untuk mencairkan suasana sehingga pembelajaran jangan beku ditengah
jalan.
Cara Mengumpulkan
referensi.
Referensi utama selain adri channel Prof Eko adalah ICT Competenci
Framework for Teachers yang dikeluarkan UNESCO ( masih dalam bahasa Inggris )
kemudian mencari buku-buku terkait. Ternyata masih sedikit.lalu beliau mencoba
telusuri jurnal, program-program pemerintah dan sebagainya. Semua dilakukan di
rumah.
Menu Utama
Menu utamanya adalah bagaimana bapak ibu melakukan pengembagan
diri setelah membaca buku. Ini merupakan pengembangan kompetensi TIK yang
sebaiknya dimiliki oleh seorang guru. Dengan membaca buku ini kita bisa tahu
saat ini kita berada di level mana. Tetapi manfaat
nya akan jauh lebih besar apabila dilanjutkan dengan mengembangkan
diri.Entah itu itu mengikuti diklat,tentang TIK,pembelajaran inovatif,apapun
yang pada akhirnya menaikan level kita esuai dengan standar UNESCO.
Pembimbingan bersama Prof.Eko
Berasa nulis skripsi karena
deadlinenya jelas,dan harus presentasi dihadapan Prof.Eko. Yang tepernting ada
proses pembimbingannya.
Peran Ibu Ditta.
Arit seorang isteri bagi ibu Ditta adalah merupak makmum bagi
suami. Harus mampu menjaga nama baik suami, menjaga aibnya. Suasana rumah
tergantung dari suasana isteri . Maka tebarkanlah senyum untuk para suami.
Bahagiakan ia setelah sehariannya bekerja. dukung dalam doa selalu.
Manfaat Teknologi
komonikasi dalam PJJ.
Saat PJJ komonikasi
teknologi ayang digunakan adalah HP.Saat PJJ ini setelah melalui survei,ternyata
banyak anak yang sering belajar melalui WA. Untuk itu ibu Ditta membuat group
besar. Masalahnya mungkin ada anak yang belum bisa mangakses google form,google
classroom,quizizz. Maka yang ibu Ditta lakukan biasanya menyampaikan terlebih
dahulu step-stepnya. Ibu Ditta membuka kesempatan kepada siswa bila ingin
bertanya langsung lewat WA pribadi, karena terkadang adaanak yangmerasa malu
bertanya di hadapan banyak orang. jika belum dapat memanfaatkan teknologi,
karena tidak punya, beliau tidak memberatkan. Ibu Ditta selalu menyiapkan modul
dan melakukan home visit.
Kesulitan ibu Ditta dalam menulis.
Ibu Ditta pernah mengalami kesulitan dalam menulis :
1. Kesulitan dalam menggabungkan ide-ide. Seperti saat ini sudah ada
ide menulis pentigraf, cicak hitam,ada juaga rencana menulis buku solo yang
kedua yang bertema you are not a lone, ingin menulis kisah kepala sekolah saat
ini, kisah tukang kayu dan lain sebaginya.
2. Semetara mengikuti PPG dan ibu Ditta fokus pada PPG.
3. Membangun konsistensi dengan mengingat prinsip-prinsip.
Teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau ketemui,dalam
setiap hal yang kau lalui dan untuk setiap waktu yang kau miliki. Menulislah
saat anak dan suami beristirahat krena itu merupakan satu trik ibu Ditta.
Menurut bu Kanjeng minat baca guru rendah. Buku-buku bertema
pengajaran dan Pendidikan dii tokoh-tokoh buku sanagt minim.karena saat menulis
kita harus banyak menggunakan banyak buku rujukan dan jurnal.
Kesimpulan
Apa yang kita tulis bagaimana gayanya, isinya,tergantung dari
niatan kita menulis.Apakah untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah
pikiran,atau untuk memenuhi kebutuhan. Saat menulis sebuah buku tulis saja
hingga akhir baru diedit.
Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai dari seleksi
naskah, proses layout,editing,proofing,cetak hingga pemasaran.
Teruslah memberi arti dan menjadi sebaik-baik insan. Apa yang
benar itulah dari Allah. Sementara
kesalahan terletak pada diri ini.
Kata Mutiara yang penuh pesan:
“Teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau temui,
dalam setiap hal yang aku lalui,dan untuk setiap waktu
yang kau miliki”
Ditta Widya Utami, S.Pd.