Rabu, 02 September 2020

 MIMPI YANG MEMBERI INSPIRASI

Materi              :  Berbagi pengalaman menerbitkan buku

Narasumber    :   ibu  Ditta

Moderator       :  Ibu Sri Sugiastuti

Peresume        :   Yohana M.A.Bana,

Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi. ( Andreas Hirata )

 Impian dalam  hidup manusia bukanlah sesuatu yang  mudah untuk  diwujudkan. Mimpi harus  diiringi dengan perjuangan dan tindakan nyata.. Malam hari ini para peserta group menulis 15 akan mendengar pengalaman ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. yang biasa disapa ibu Ditta,  dalam mewujudkan mimpinya. Beliau lahir di Subang, pada tanggal 23 MEI1990. 

Kuliah malam ini dibuka oleh Om Jay dengan doa dan diserahkan kepada ibu Kanjeng sebagai moderator.

BERAWAL DARI MIMPI

Masih membekas dalam ingatan ibu Ditta saat kuliah pernah  menuliskan  seratus target mimpi yang ditulis pada sebuah karton besar dan ditempel didinding kamar kos.

Salah satunya adalah mimpi menulis buku. Hari demi hari satu persatu impiannya terwujud .setiap ada satu mimpi yang terwujud, langsung dicoret dari daftar (agar punya ruang untuk mimpi-mimpi baru)

Semakin lama,semakin banyakyang dicoret ( di atas karton ) karena Allah berkenan mewujudkannya. Saat itu mimpi untuk menulis buku sebenarnya sudah terwujud ketika bersama teman-teman mengikuti lomba kreativitas mahasiswa tingkat jurusan dan meraih juara duadengan skor yang berbeda tipis dari perigkat pertama.

Kami membuat buku seri “petualangan kimia” karena hanya dibuat satu sebagai prototipe,mimpi menulis buku belum dicoret diatas karton. Saat itu masih berharap menghasilakan karya berupa buku.

AKTIF DI MGMP DAN KOMONITAS LITERASI.

Selang sepuluh tahun kemudian,ikut dalam kepanitiaan workshop Best practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten Subang.

Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku. Bu Hj. Rita Rosidah,M.M.MPd. selaku ketua MGMP IPA kabupaten Subang, memberi kepercayaan kepada  beliau dan ibu Suprapti, S.Pd. untuk menjadi penyunting bukunya.Hal itu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi mereka berdua.

Bukunya berjudul : Jejak Langkah Guru Subang. Setelah buku itu maka beliau pun ikut menulis dalam buku antologi bersama di komnitas-komonitas literasi yang diikuti. Mka buku solo pertama diterbitkan. Buku ituberjudul : “Lelaki di Ladang Tebu” buku ini merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya diambil dari kisah nyata. Hanya saja dinarasikan ulang menjadi sebuah cerpen. Buku ini ditulis untuk mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah menjadi  guru kehidupan baginya. Betapa merekaa mampu memberi pelajaran yang berarti dalam hidup ini.

IKUT KELAS MENULIS OM JAY

Tanggal 26 Maret 2020 mulai bergabung dalam group menulis via WA Group bersama Om Jay  dkk. Awalnya  ibu Dita masuk digelombang 8  kemudian pindah ke gelobang 7 karena masih adakupta untuk 2 orang. banyaksekalimanfaat dan kebahagiaan yang beliau rasakan dengan mengikuti group ini. Misalnya ketika mendapat hadiah kejuatandari Om Jay dkk.

Diangkatan  ibu Dita, om Jay selalu menginisiasi peserta untuk terus menulis setiap hari.

Satu kali omJay mengirim ( ketoprak,kucing,kue kacang,) untuk kemudian dijadikan ide menulis. Tulisan ini mengabadikan ingatan ibu Ditta, ketika mendapat hadiah kejutan berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah dibuat.

Sedangkan tulisan ini adalah tulisan yang mengantarkan mendapat sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.  Tak berhenti  sampai disitumelalui group menulis bersama Om Jay ini kembali ibu Ditta menulis dua buku karya bersama. Pertama bersama Prof. Eko Indrajit,sedangkan yang kedua bersama. Bersama ibu kanjeng, Pak brian dan teman-teman guru bloger lainya.

PENA DIGITAL GURU MILENAL.

Adalah buku karya bersama keenam yang diikuti. Terdiri dari 43 penulis yang merupakan yang merupakan guru blogger yang mengurai kisahnya masing-masing sebagaiguru sekaligus blogger. Dibimbing langsung olehBu Kanjeng yang luar biasa.

BUKU MAYOR PERTAMA

Senin,13 April 2020 peserta gorup menulis bersama Om jay mendapat materi tentang menulis  buku dalam seminggu yang disampaikan  oleh Prof. Eko Indrajit.

Penyampaian yang lues sikap yang bersahaja, membuatnya menikmti pemaparan dari Prof.Eko. akhirnya menerima tantangan menulis buku dalam seminggu. Prof. Eko meminta para penulis untuk memilih tema yang ada di channel Youtube. ( ekoji Channel ) bagi yang menerima tantangan bisa mengirimkan judul buku kepada Prof. Eko.

Proses menulis Buku Dengan Prof. Eko.

 Tanggal 15 April 2020. mengirim judul  beserta outline buku kepada Prof.dan langsung di acc. Setelah itu setiap hari ibu Ditta menulis setiap Bab.sehingga 21 April 2020 selesai. Selanjutnya menanti bimbingan untuk proses editing. Ini adalah salah satu rahasia dalam menulis buku. Selesaikanlah seluruh draff dari daftar isi. Ini adalah salah satu rahasia dalam menulis buku. Selesaikan seluruh draft dari daftar isi hingga daftar pustaka baru kemudian edit. Jika selesai satu bagian kita langsung mengedit,tidak akan selesai tau selesai tetapi dalam waktu yang relatif lama.

Proses editing-lah yang sebenarnya memakan porsi waktu paling banyak dalam prose pembuatan buku. Para penulis yang jumlahnya 20 orang dipertemukan dalam suatu group yang dibuat oleh prof. Eko . Dari jumlah tersebut yang akhirnya menulis buku hanya 9 orang.  Proses menuis buku sama dengan menulis skripsi hanya saja kali ini lebih menyenangkan.  Prof.eko yang ramah dan sabar dalam membimbing para penulis.

MASA BIMBINGAN.

Kami bersyukur ditengah kesibukan Prof. Eko mengadakan perkuliahan online, mengisi webinar PGRI, masih menyempatkan diri untuk membimbing penulis pemula. Selain melalui WA group juga Prof. Eko melalui google meet dan zoom.Pada bimbingaan klasikal kedua dibahas jadwal pengiriman naskah  ke penerbit, jadwal meeting dengan penerbit.

SAATNYA PENGUMUMAN

 Tanggal 4 Juni 2020adalah hari yang mendebarkan. Inilah ahri pengumuman apakah naskah lolos atau tidak. Pengumuman dilakukan melalui zoom meeting  yang dihadiri oleh pakJoko sebagai perwakilan dari penerbit Andi, Om Jay dan Prof. Eko beserta anak didiknya.  Saat ituProf Eko berulang kali membesarkan hati para penulis  agar memantapkan hati menerima apapun hasilnya.Karena dari semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang alngsung diterima. Naskah menyonsong era baru Pendidikan langsung diterima.

PROSES DI PENERBIT.

Tanggal 12 Juli 2020 manerima naskah proof. Naskah yang siap naik cetaktapi butuh dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis. Naskah ini dikirim langsung ke penulis beserta surat perjanjian  ( Kontrak) Setelah selesai dicekdikirim kembali ke penerbit hingga akhirnya...

7 Agustus 2020menerima foto ini...

 

Ibu Ditta melihat tayangan berjudul UNESCO Competency Framework,for teachers di Ekoji Chanenel . dalam video ini dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO.

 MENGAPA HARUS MENYONGSONG ERA BARU PENDIDIKAN ?

Setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam menulis. Bagi ibu Ditta ada tiga jenis menulis yaitu :

1.      Menulis untuk mengabadikan momen

Contoh tulisan ini adalah ketika kita menuliskan tulisan saat mendapat hadiah kejutan  dari Om Jay  saat menjadi pemenang lomba blogg.dan lain sebagainya.

2.      Menulis untuk mengabadikn buah pikiran .

Ini lebih serius tulisannya. Best Practice,PTK, artikel ilmiah, atau apapun yang penulisannya menggunakan referensi lain.

3.      Menulis untuk kebutuhan.

Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang hrus dipenuhi. Kbutuhannya bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan atau menyalurkan hoby.  Buku ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan guru/pendidik saat ini.karena generasi z dan generasi Alpha (generasi A)  Generasi Z  (lahir tahun 1995- 2020 ) maupun genersi A( lahir setelah 2010 )  Keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi.

Peserta didik yang kita hadapi saat ini mungkin ada yang termasuk generasi z  atau generasi A. Oleh karena itu kitapun sudah barang tentu harus bisa menguasai atau minimal menggunakan berbagai teknologi informasi dalam proses pembelajaran.

Meski teknologi hanyalah alat, tetapi memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi pedagi dan profesional bagi seorang guru.

Selain itu adanya pandemi corona mengharuskan kita sebagi pendidik untuk mulai menggeser proses pembelajaran inovatif yang satu-satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Oleh karena itu kita harus siap menyongsong era Baru pendidikan.  Buku menyongsong era baru pendidikan ibarat apetizer (hidangan pembuka ) dalam suatu jamuan makan  yang berfungsi merangsang nafsu makan sbelum hidangan utama.  ( Main Course ) dinikmati

Suguhan  yang terkadung dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan  semangat peserta untuk mengembangkan kompetensinya dibidang teknologi, informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran.

Kita harus optimis dalam menyongsong era baru pendidikan. Dimana semua aksesinfoemasi didapat dengan mudah. Kapan saja, dimana saja dan oleh atau dengan siapa saja. Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya “Tol Langit” yang dilaksanakan pemerintah semoga menjadi salah satu jalan yang semaki memudahkan akses teknologi informasi di negara kita yang berbentuk kepulauan.

Akhirnya  Kata

Teruslah membei arti bagi setiap orang  yang kau ketemui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki..

Sebutir pasir yang banyak dijumpa.- Ditta Widya Utami.

Penjelasan lanjut dalam Sesi Tanya Jawab

Seperti biasanya sambil menanti pertanyaan yang masuk ibu Kanjeng bertanya untuk mencairkan suasana sehingga pembelajaran jangan beku ditengah jalan.

Cara Mengumpulkan referensi.

Referensi utama selain adri channel Prof Eko adalah ICT Competenci Framework for Teachers yang dikeluarkan UNESCO ( masih dalam bahasa Inggris ) kemudian mencari buku-buku terkait. Ternyata masih sedikit.lalu beliau mencoba telusuri jurnal, program-program pemerintah dan sebagainya. Semua dilakukan di rumah.

Menu Utama

Menu utamanya adalah bagaimana bapak ibu melakukan pengembagan diri setelah membaca buku. Ini merupakan pengembangan kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru. Dengan membaca buku ini kita bisa tahu saat ini kita berada di level mana. Tetapi manfaat

nya akan jauh lebih besar apabila dilanjutkan dengan mengembangkan diri.Entah itu itu mengikuti diklat,tentang TIK,pembelajaran inovatif,apapun yang pada akhirnya menaikan level kita esuai dengan standar UNESCO.

 Pembimbingan bersama Prof.Eko

 Berasa nulis skripsi karena deadlinenya jelas,dan harus presentasi dihadapan Prof.Eko. Yang tepernting ada proses pembimbingannya.

Peran Ibu Ditta.

Arit seorang isteri bagi ibu Ditta adalah merupak makmum bagi suami. Harus mampu menjaga nama baik suami, menjaga aibnya. Suasana rumah tergantung dari suasana isteri . Maka tebarkanlah senyum untuk para suami. Bahagiakan ia setelah sehariannya bekerja. dukung dalam doa selalu.

Manfaat Teknologi komonikasi dalam PJJ.

Saat PJJ  komonikasi teknologi ayang digunakan adalah HP.Saat PJJ ini setelah melalui survei,ternyata banyak anak yang sering belajar melalui WA. Untuk itu ibu Ditta membuat group besar. Masalahnya mungkin ada anak yang belum bisa mangakses google form,google classroom,quizizz. Maka yang ibu Ditta lakukan biasanya menyampaikan terlebih dahulu step-stepnya. Ibu Ditta membuka kesempatan kepada siswa bila ingin bertanya langsung lewat WA pribadi, karena terkadang adaanak yangmerasa malu bertanya di hadapan banyak orang. jika belum dapat memanfaatkan teknologi, karena tidak punya, beliau tidak memberatkan. Ibu Ditta selalu menyiapkan modul dan melakukan home visit.

Kesulitan  ibu Ditta dalam menulis.

Ibu Ditta pernah mengalami kesulitan dalam menulis :

1.      Kesulitan dalam menggabungkan ide-ide. Seperti saat ini sudah ada ide menulis pentigraf, cicak hitam,ada juaga rencana menulis buku solo yang kedua yang bertema you are not a lone, ingin menulis kisah kepala sekolah saat ini, kisah tukang kayu dan lain sebaginya.

2.      Semetara mengikuti PPG dan ibu Ditta fokus pada PPG.

3.      Membangun konsistensi dengan mengingat prinsip-prinsip.

Teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau ketemui,dalam setiap hal yang kau lalui dan untuk setiap waktu yang kau miliki. Menulislah saat anak dan suami beristirahat krena itu merupakan satu trik ibu Ditta.

Menurut bu Kanjeng minat baca guru rendah. Buku-buku bertema pengajaran dan Pendidikan dii tokoh-tokoh buku sanagt minim.karena saat menulis kita harus banyak menggunakan banyak buku rujukan dan jurnal.

Kesimpulan

Apa yang kita tulis bagaimana gayanya, isinya,tergantung dari niatan kita menulis.Apakah untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran,atau untuk memenuhi kebutuhan. Saat menulis sebuah buku tulis saja hingga akhir baru diedit.

Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai dari seleksi naskah, proses layout,editing,proofing,cetak hingga pemasaran.

Teruslah memberi arti dan menjadi sebaik-baik insan. Apa yang benar itulah dari Allah. Sementara   kesalahan terletak pada diri ini.

 Kata Mutiara yang penuh pesan:

“Teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau temui,

dalam setiap hal yang aku lalui,dan untuk setiap waktu yang kau miliki”

Ditta Widya Utami, S.Pd.

 

 

11 komentar:

  GURUKU TERCINTA.   ENAM TAHUN YANG LALU     ENGKAU MENYAMBUT AKU DISINI…   ENG...